Say Oi! Buka mata, hati dan ubah cara pandangmu

REBELISME

Rebel / Punk (Pemberontak)..
"Apa yg pertama kali muncul dipikiran kita ketika mendengar kata itu?"
Melawan orang tua? Drugs? Mabuk lalu menghajar orang? or mengganti dress-code mu mengikuti gaya band2 yang over-played di MTV?
"Yeah...tak peduli apa yg akan kita lakukan, esensi pemberontakan tidak akan pernah berubah".
Pemberontakan itu akan terus melekat dalam diri kita bukan dari dandanan, machoism, tattoos, piercing or anorexic-look yang dibuat-buat.

"Ada 2 jenis rebel (pemberontak)":
pertama seorang rebel sejati ia akan selalu jadi "a rebel for most of your lifetime", tak akan bisa berubah "coz that's who you are, It's in your blood". Ia akan selalu berpikir utk melawan kecenderungan2 yang ada, kapan saja dimana saja.


"But when you're a wanna be-rebel" [pemberontak tanpa misi dan prinsip yang jelas], ia hanya akan memandang sebuah pemberontakan dari sisi luarnya aja [baca: fashion] Dan a wanna be-rebel tidak akan pernah membuat sejarah atau melahirkan pemikiran baru yang lebih baik utk generasinya.
Kita orang timur memang seringkali bingung mengadaptasi culture barat yang sedemikian liberalnya, dimana disini masyarakat kita diikat oleh tatanan atau norma yang kadang berlebihan. Masyarakat kita mencintai keseragaman dan kurang menghargai sosok2 idealis or individualis.

Menjadi seorang rebel memang susah di Indonesia "for real" tapi disanalah letak art of the rebellion-nya. Sesuatu yang memerlukan pengorbanan karena masyarakat kita masih cenderung melihat sisi negatif dari seorang punk/rebel [di cap sok kebarat-baratan dll].

Padahal menjadi rebel bukanlah hal yang 100% salah. Tergantung apa yang kita lawan, Misalnya kita benci melihat sinetron2 Indonesia yang mewah, dangkal dan mudah ditebak, lalu buatlah sebuah film dokumenter ttg bagaimana sinetron2 tsb membodohi masyarakat kita yang mayoritas masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Itu sebuah pemberontakan yang pintar, sebuah counter terhadap komersialitas dan penyeragaman yang berlebihan.

"A real rebel" selalu berada diluar kecenderungan masyarakat dan itu bukanlah pilihan yang salah, selama kita bisa bertahan dan mempertanggung jawabkan misi dari pemberontakkan itu sendiri.
Harus diingat, kecenderungan di masyarakat atau di scene tidak selalu benar dan baik buat kita.
Contohnya ketika trend emo menyerang, remaja kota2 besar beramai-ramai menutupi rambutnya dgn poni dan bikin band emo dadakan, alasannya biar keliatan "cool" dan diterima di pergaulan kota besar yang makin konsumtif. Hanya sebagian kecil dari remaja2 kita yang serius menyimak dan mengerti lirik band2 emo.

Ironisnya padahal diasalnya, band2 tsb terbentuk karena mereka sering tersisih dalam pergaulan dan musik yang mereka tulis adalah penegas kalau mereka adalah orang2 yang berada diluar kecenderungan/pergaulan. Disini oleh sebagian besar remaja malah dipakai senjata utk kelihatan "up to date" dan "gaul" [damn, i hate that word!].

"Same thing happens to punkrock and ska and maybe rockabilly in the future". Misi pemberontakannya ditinggalkan, fashion-nya di obral habis2an. Dan itu sama sekali bukan pemberontakan.
Kalau di umpamakan pemberontakan adalah struktur sebuah lagu/band,
misal: pakaian yang dikenakan oleh personel band, jenis suara gitar, drum dan suara teriakan/nyanyian vokal adalah media penyampai pemberontakan, sedangkan isi dari pemberontakan itu sendiri ada pada lirik. Karena lirik berasal dari pemikiran yang paling dalam, ada sebuah pesan yang ingin disampaikan.

Banyak orang yang bisa bermain skillful, tempo drum hebat, tehnik vokal diatas angin dan bergaya spt rockstar kebanyakan groupies yang mempunyai masalah kejiwaan ["yea right..."] tapi jarang bgt ada band Indonesia, apalagi yang terkenal, punya lirik berontak yang skaligus pintar.
Ujung2nya paling keras bisanya menghujat pemerintah tanpa ngasi solusi yang jelas, buruh bangunan pun bisa melakukan itu sambil menghisap roko kreteknya. Jadi percuma saja kalau ada band yang merasa sudah pemberontak hanya karena memakai kaos gambar tengkorak, tattoo or mohawk, distorsi maksimum dgn beat drum yang berat, tapi liriknya masih standar khas Indonesia ["lirik cinta yang dangkal dan di klip harus ada model cantik dan ganteng lagi berantem"] seorang rebel akan menemui kesulitan men-support band2 spt itu.

Lagipula kenapa harus nyerah ama standar2 yang dibikin ama generasi sblm kita, apa kita tidak punya hak utk punya taste terhadap standar yang berbeda? Sekarang "try to think", kecenderungan apa aja yang ada di masyarakat kita yang kita rasa mengganggu tidur kita.
"Ignorance is the real enemy".

Kita benci melihat budaya kekerasan yang semakin populer di masyarakat, lawan itu semua dan jangan ikut menjadi seperti mereka.
Kita kesal stiap kali melihat masyarakat dengan santainya membuang sampah plastik sembarangan, jadilah seorang pro-environment dan pengaruhi orang2 disekitar lu.
Kita gak tega melihat hewan2 dibunuh utk dimakan, jadilah seorang vegetarian dan daftarkan diri di peta2.com.
Kita bosan melihat budaya modern nan konsumtif anak muda yang manja dan kadang berlebihan, jadilah seorang berandal pasar barang bekas dan kenakan pakaian bekas kita dengan bangga dan stylish.
Kita merasa menyesal membeli majalah yang dipenuhi wajah2 infotainment ga penting, bikin dan cetaklah wajah lu sendiri.
Bosan ama design kaos2 distro yang makin seragam dan cheesy, bikin clothing-line sendiri. Akan lebih baik jika kita melakukan itu semua tanpa menjadi seorang fasis yang kaku "Just do your own thing".

Banyak hal2 berontak yang bisa kita lakukan di Indonesia tanpa harus merugikan orang lain dan malah bisa menguntungkan jika kita bisa me-manage "kenakalan itu". Jadilah seorang counter-culture with a big heart, yang bertanggung jawab, respect terhadap keluarga, lingkungan dan bumi pertiwi.
Setiap orang dapat terlihat so punk, so psycho, so emo, so rockabilly, so metal dalam hitungan detik.
Zap! "Just like that" Jangan sampai terjebak menjadi seorang rebel bodoh yang hanya mengejar status sosial.
Kita harus tahu dimana kita berdiri dan mengapa kita berdiri di sana, "Knowledge [pengetahuan] is king and that's all you need to be a real modern rebel".

Cheers, cherry and dynamite!

Artikel ini hasil copas dr para blogger pecinta musik independent tanah air, yg sekedar membuka cara pandang kita tentang arti "Rebel" itu sendiri, agar kita tidak terjebak dengan dg pola pikir yg picik & sempit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar